Memotret kereta api dari gedung tinggi memang mengasyikkan. Selain anda dapat menemukan pemandangan yang tidak dapat anda temukan bila berada di atas tanah, anda juga dapat merefresh pikiran anda bila berada di ketinggian. Kereta-kereta akan terlihat lebih kecil, atau bahkan seperti mainan saat anda memotret dari sudut tinggi. Dan anda akan tersadar bahwa betapa besarnya dunia ini jika anda berada di ketinggian.
Penulis sendiri masih mendalami ilmu fotografi secara otodidak termasuk dengan mencoba bereksperimen sana sini termasuk bereksperimen untuk memotret dari tempat tinggi.
Dari ketinggian 127 meter |
Foto di atas bukan pengalaman pertama penulis memotret dari ketinggian yang bisa dibilang lumayan, di tas 100 meter. Namun, penulis memotret dengan hanya bermodalkan kamera ponsel. Memang kamera ponsel itu jauh lebih terbatas daripada kamera poket, bahkan DSLR. Namun asalkan anda tahu sejauh mana kemampuan kamera ponsel anda (dengan bereksplorasi sendiri tentunya), ditambah dengan sedikit improvisasi dari anda, maka anda akan mendapatkan hasil yang cukup spektakuler.
Ular naga panjangnya |
Nah, foto inilah yang jadi pengalaman pertama penulis dalam memotret high angle. Untuk memotret high angle, disarankan menggunakan stabilizer, misalkan tripod atau tatakan apapun yang membuat kamera anda tidak beranjak di tempatnya, atau hasilnya akan seperti di atas, gambar menjadi goyang dan kurang sedap dipandang.
Ready for train race |
Apabila anda akan menggunakan kamera poket, disarankan menggunakan kamera poket dengan kemampuan optical zoom sekitar 12-15x, untuk mengambil dengan komposisi yang baik dari tempat yang cukup jauh. Apabila kemampuan zoom di bawah itu maka akan makin terbatas pula jarak pengambilan gambarnya, sehingga hasilnya mungkin akan tidak sesuai yang diinginkan. Kecuali jika anda tidak terlalu membutuhkan zoom.
Meliuk persiapan merosot ke Jakarta Kota |
Apabila anda memotret dari tempat tinggi, perhatikan juga sekeliling objeknya. Ada apa aja di sana. Apakah ada tiang, kabel, pohon, dan lain-lain yang bisa menutupinya dari pandangan kamera anda sehingga akan merusak hasil akhirnya. Tentunya anda menginginkan foto yang sempurna bukan?
Spotting di mana?
Di sekitar Jabodetabek sendiri banyak sekali gedung tinggi atau flyover yang bisa anda jadikan tempat spotting. Misalnya di sekitar UI ada parkiran Depok Town Square, parkiran Universitas Gunadarma, dan Apartemen Margonda. Di Jakarta, ada ITC Mangga Dua, Monas, Flyover Jalan Jenderal Sudirman, Flyover Cawang, dan lain-lain.
Bila anda menginginkan sesuatu yang "back to nature", di luar Jabodetabek sendiri masih banyak lagi tempatnya. Di Jawa Barat anda bisa memotret dari beberapa jembatan di atas rel yang terdapat di sekitar Bandung, misalnya di Cileunyi. Di sepanjang jalur Bogor-Sukabumi-Cianjur juga banyak perbukitan yang bisa dijadikan tempat spotting. Atau dari bukit di sekitar Jembatan Citiis, Nagreg. Jangan lupa spot Lebakjero yang sudah lama terkenal. Di Jawa Tengah juga ada banyak tempat spottingnya, misalnya di Tumiyang, flyover Alastua, di atas terowongan Ijo, dan lain-lain. Kalau di Jawa Timur, salah satu yang terkenal adalah di dekat Jembatan Lahor.
Di Pulau Sumatera, yang cukup sering jadi tempat spotting high angle adalah Bukit Sukamenanti, Lampung, dan juga perbukitan di dekat Stasiun Gunung megang, Sumsel. Namun, di sekitar Simpang (dekat Palembang) pun juga ada sebuah spot bagus di mana anda bisa memotret ular batubara berkepala CC204 dari kepala sampai ekor. Ada lagi di sekitar bandara Kualanamu, Sumatera Utara, yang juga cukup sering dijadikan spot.
0 comments:
Post a Comment