LOKOMOTIF CC201 | |
---|---|
Lokomotif CC201 92 01 berpindah posisi di Stasiun Bangil untuk menarik KA Tawang Alun menuju Malang Kotalama
| |
Lokomotif CC 201 adalah lokomotif diesel elektrik milik PT Kereta Api Indonesia yang diproduksi oleh General Electric Transportation dengan jenis model U18C. Dibanding lokomotif tipe sebelumnya yaitu CC 200, maka tipe CC 201 mempunyai konstruksi yang lebih ramping dengan berat 84 ton dan daya mesin 1950 hp. Lokomotif ini bergandar Co'Co'. Artinya lokomotif memiliki 2 bogie masing-masing 3 gandar atau 6 gandar penggerak dengan 6 motor traksi, sehingga lokomotif ini dapat dioperasikan pada lintas datar maupun pegunungan. Lokomotif ini, sama seperti lokomotif GE lainnya, mampu berlari sampai kecepatan 120 km/jam, meskipun kecepatan kereta api saat ini dibatasi maksimal 90 km/jam.
Sepanjang kariernya, lokomotif ini telah berpengalaman menarik berbagai jenis KA, mulai dari kereta eksekutif, bisnis, ekonomi, campuran, sampai kereta barang/kargo. Namun, saat ini CC 201 lebih banyak dioperasikan untuk KA kelas bisnis, campuran, ekonomi, dan lokal.
CC 201 juga merupakan salah satu lokomotif GE Transportation yang paling sukses di Indonesia, mengingat ketersediaan suku cadang yang cukup dan mesin yang mirip dengan CC 203, CC 204, dan CC 206 (semua bermesin GE 7FDL-8). Posisi lokomotif diesel hidraulik (DH) di Sumatera dan Jawa pun juga banyak terganti oleh lokomotif ini, khususnya sejak CC206 mulai beroperasi.
Lokomotif CC 201 terdiri dari 4 generasi, yaitu:
- CC 201 generasi I
- CC 201 generasi II
- CC 201 generasi III
- CC 201 rehab (eks-BB 203)
CC 201 generasi I
Lokomotif CC 201 generasi I ini didatangkan ke Indonesia pada tahun 1977-1978 sebanyak 38 unit. Awal mula kedatangan lokomotif ini diwarnai dengan peristiwa kecelakaan pada saat lokomotif ini sedang dalam perjalanan dari pabriknya, GE di Amerika Serikat menuju ke Indonesia menggunakan kapal laut. Dalam perjalanannya, kapal yang membawa loko tersebut dihantam badai sehingga menyebabkan jangkar kapal dan muatan-muatan lain yang ada di dalamnya jatuh menimpa tiga dari delapan lokomotif CC 201 tersebut. Hal ini membuat bagian depan dari ketiga lokomotif itu ringsek. Sesampainya di Indonesia, lokomotif yang selamat dari musibah itu dapat langsung dioperasikan. Namun untuk loko yang ringsek tidak demikian. Ketiga lokomotif tersebut harus menjalani perbaikan terlebih dahulu selama kurang lebih sebulan.
Ciri-ciri CC 201 generasi I ini yaitu pada bagian jaring radiatornya berukuran besar. Selain itu, pada mulanya semua lokomotif generasi ini tidak mempunyai lampu kabut di atas bemper seperti CC 203/CC 204. Namun sejak lokomotif ini mengalami PA (Pemeliharaan Akhir) pada tahun 2010-2011, semua unit CC 201 generasi I telah dipasangi lampu kabut.
Tujuh unit CC 201 generasi I telah dimodifikasi menjadi CC 204 pada tahun 2003 dan 2005, yaitu CC 201 03 (CC 204 01), CC 201 11 (CC 204 02), CC 201 37 (CC 204 03), CC 201 16 (CC 204 04), CC 201 32 (CC 204 05), CC 201 06 (CC 204 06), dan CC 201 12 (CC 204 07).
CC 201 generasi II
CC 201 generasi II didatangkan tahun 1983-1984 berjumlah 34 unit. Untuk mengenalinya sangat mudah. Ciri-cirinya sama seperti CC 201 generasi I, namun pada jaring radiatornya berukuran kecil. Bentuk kaca depan berbentuk persegi dengan ujung-ujungnya yang lancip. Loko ini pada awalnya juga tidak memiliki lampu kabut. Namun sejak lokomotif ini mengalami PA (Pemeriksaan Akhir) pada tahun 2010-2011, semua unit (kecuali CC 201 48) telah dipasangi lampu kabut.
Dahulu di antara loko-loko generasi II ini ada lokomotif yang cukup unik, salah satunya CC 201 56 milik Dipo Induk PWT. Keunikannya: pada bagian depannya (short hood) memiliki bentuk yang berbeda dibandingkan dengan CC 201 lainnya. Kotak pasirnya lebih pendek dari yang biasanya dan kaca depannya memanjang ke bawah. Bagian dalamnya juga unik karena hanya terdapat satu meja layanan sehingga kabin masinis pun menjadi lebih luas. Hal yang melatarbelakangi perbedaan tampilan dari loko ini karena dahulu CC 201 56 pernah menabrak stoomwalls sehingga mengakibatkan loko ini ringsek parah dan sulit mengembalikannya seperti bentuk semula. Untuk memperbaikinya, Balai Yasa Pengok menyiasatinya dengan cara membuang satu meja layanan dari loko tersebut sehingga otomatis kaca depan harus diturunkan dan kotak pasir pun dipendekkan. Karena bentuknya yang aneh ini, para railfans sering menyebutnya “Loko Donald Bebek (Ducky Locomotive)”. Sebelumnya CC 201 47 milik Dipo Yogyakarta dan CC 201 76R milik Dipo Medan (dulu Dipo Jatinegara) juga mempunyai bentuk yang sama seperti CC 201 56, namun sekarang bentuk kedua lokomotif tersebut sudah kembali normal seperti layaknya CC 201 lainnya setelah menjalani PA (Pemeriksaan Akhir) di Balai Yasa Pengok, Yogyakarta.
CC 201 48 (CC 201 83 10) yang sebelumnya milik Dipo Lokomotif YK kini telah dimutasi ke Kertapati (KPT), Sumatera Selatan, untuk memenuhi kebutuhan angkutan penumpang dan barang di sana.
CC 201 45 yang misterius
Selain itu, ada juga kelas CC 201 generasi kedua yang diyakini misterius. CC 201 45 (CC 201 83 07) adalah lokomotif milik Dipo Induk Yogyakarta (YK) yang terkenal akan daya mistiknya dan salah satu lokomotif paling keramat di Indonesia.
Lokomotif CC 201 45 terkenal karena sering terjadi peristiwa aneh dengan lokomotif tersebut. Sejak pertama kali dibeli, CC 201 45 sudah sering dicap sebagai loko yang bermasalah. Walaupun hasil tes menunjukkan tidak ada problem pada CC 201 45, namun sering terjadi kecelakaan atau kerusakan saat dioperasikan tanpa penjelasan yang jelas. CC 201 45 semula ditugaskan untuk menarik rangkaian ke arah timur. Pernah suatu ketika saat lokomotif itu menarik Bima tiba-tiba terjadi tabrakan. Setelah diperbaiki, ia kembali bertugas menarik rangkaian Bima, tapi kembali lagi mengalami tabrakan. Ia kembali di Balai Yasa Pengok, Yogyakarta, dan setelah selesai jabatannya diturunkan untuk menarik rangkaian kelas bisnis saja yaitu Jayabaya. Tetapi CC 201 45 sekali lagi mengalami tabrakan. Frekuensi tabrakan sesama kereta atau dengan kendaraan bermotor yang dialami CC 201 45 cukup sering, di samping kejadian aneh yang dialami para teknisi yang memperbaiki lok ini pasca tabrakan.
Sesuai prosedur, setelah diperbaiki di Balai Yasa Pengok, CC 201 45 diuji secara statis untuk diperiksa kelengkapannya. Setelah semuanya beres, loko diuji secara dinamis di jalur tes di depan kompleks Balai Yasa. Saat dipacu dengan kecepatan tinggi, mendadak rem gagal berfungsi, sehingga lokomotif melaju terus dan menghantam dinding beton pembatas jalur tes. Sekali lagi CC 201 45 mengalami kerusakan dan harus diperbaiki.
Merasa kebingungan dengan CC 201 45, teknisi Balai Yasa yaitu Panut dan Suroso merasa perlu untuk memanggil tenaga ahli GE langsung dari Amerika. Saat sedang memeriksa CC 201 45, tenaga ahli GE itu bercerita bahwa saat proses pembuatan loko yang satu ini memang sudah bermasalah karena banyak terjadi kecelakaan kerja. Akhirnya para teknisi memutuskan, selain diperbaiki secara material, CC 201 45 juga diperbaiki secara spiritual. Sesuai adat orang Jawa, para teknisi Balai Yasa Pengok sepakat meruwat (ritual membuang sial) loko ini. Caranya dengan mengadakan selamatan dan memasang sepasang tapal kuda bekas di kedua ujung bemper CC 201 45. Kemudian memberikan beberapa gram emas dan menyepuh bagian samping bawah lok dengan lapisan chrome sehingga terlihat mengkilat.
Anehnya setelah ritual ini CC 201 45 tidak pernah mengalami kecelakaan lagi. Ruwatan yang dilakukan oleh teknisi Balai Yasa berhasil menghilangkan nasib sial loko ini. Sekarang CC 201 45 ditempatkan di Dipo Lokomotif Yogyakarta, dan dengan mudah dikenali lewat ciri khasnya sebagai loko dengan sisi yang dilapisi besi mengkilat, dan di bagian depannya di bawah hidungnya, terdapat kotak dengan lubang di dalamnya yang bernama Multiple Unit Box Port yang berguna untuk sambungan kabel traksi, namun sudah dihilangkan.Selain itu, plat nomor di bempernya kini dihilangkan.
CC 201 generasi III
Didatangkan pada tahun 1992 sebanyak 20 buah bernomor 91 sampai 110. Untuk CC 201 91 sampai 110 terdapat di Jawa. CC 201 98 yang sebelumnya milikDipo Lokomotif BD kini telah dimutasi ke Kertapati (KPT), Palembang untuk memenuhi kebutuhan angkutan penumpang dan barang di sana, dan kini sudah afkir karena mengalami kecelakaan hebat yang membuat lokomotif itu terguling dan terbakar. Sedangkan CC 201 101 dan CC 201 102 yang sebelumnya berada di Jawa dan sempat dimutasi ke Sumatera, sudah kembali lagi ke tanah Jawa.
Ciri-ciri CC 201 generasi ini, yaitu terdapat lampu kabut di bawah kotak pasir di atas bemper seperti halnya lokomotif CC 203/CC 204. Selain itu, bentuk kaca depan lokomotif ini agak bulat, berbeda dengan CC 201 generasi sebelumnya yang kaca depannya berbentuk kotak. Hal inilah yang membuat CC 201 generasi ini terlihat sangat berbeda dengan jenis yang sebelumnya sehingga mudah untuk dikenali. Sementara untuk komponen mesin, performa, maupun kecepatannya, sama dengan CC 201 lainnya. Namun, sejak mengalami pemeliharaan akhir maupun peristiwa luar biasa hebat, beberapa lokomotif CC 201 generasi ketiga ini kaca depannya sudah berbentuk agak kotak, seperti CC 201 95, CC 201 97, CC 201 99, CC 201 102, dan beberapa lok lainnya.
Ada salah satu kelas lokomotif CC 201 generasi ketiga, yakni lokomotif CC 201 91 yang dikenal sering mengalami perpindahan mutasi. CC201 91 kini dalam kepemilikan Dipo Lokomotif Jember dan merupakan lokomotif CC201 pertama yang dimiliki oleh Daerah Operasi IX Jember. Sejarahnya, loko ini hanya tiga kali mengalami perpindahan pemilikan. Kali pertama datang langsung menjadi milik Dipo Bandung (BD), lalu dikirim ke Dipo Sidotopo (SDT), dan terakhir dipindah ke Jember.[2]
CC 201 96 (CC 201 92 06) yang sebelumnya milik Dipo Lokomotif BD kini telah dimutasi ke Medan (MDN), Sumatera Utara, untuk memenuhi kebutuhan angkutan penumpang dan barang di sana.
Khusus untuk CC 201 104 sudah menggunakan bemper seperti CC206 setelah menjalani pemeliharaan akhir (PA) di Balai Yasa Yogyakarta.
CC 201 Rehab (Eks BB 203)
Lokomotif jenis ini bukan merupakan CC 201 asli, melainkan hasil rehabilitasi dan perbaikan dari lokomotif BB 203 yang dimulai sejak tahun 1989-2004.
Bentuk, ukuran, dan komponen utama lokomotif ini sama seperti lokomotif CC 201, yang membedakan adalah susunan gandarnya. Jika lokomotif CC 201 bergandar Co’Co’, yakni setiap bogie-nya memiliki tiga gandar penggerak, lokomotif BB 203 bergandar (A1A)(A1A), di mana setiap bogie-nya juga memiliki tiga gandar, tetapi hanya dua gandar dalam setiap bogie-nya yang digunakan sebagai gandar penggerak. Jika lokomotif CC 201 memiliki enam motor traksi, lokomotif BB 203 hanya memiliki empat motor traksi dan hanya berdaya 1.500 hp, lebih rendah daripada CC 201 asli (1.950 hp).
Dahulu, di Dipo Induk SMC, semua lokomotif CC 201-nya adalah hasil rehab dari BB 203. Begitu juga dengan CC 201 yang ada di Sumatera. Di Dipo Induk KPT danTNK, semua lokomotif CC 201-nya juga merupakan hasil rehab dari BB 203, kecuali CC 201 48 dan CC 201 98 (afkir) yang merupakan CC 201 asli pindahan dari Jawa.
Untuk ciri-cirinya, lokomotif ini hampir sama dengan CC 201 generasi II, meskipun beberapa (misal, CC 201 134R) seperti CC 201 generasi I. Yang membedakannya, yaitu pada nomor serinya ditambahkan kode “R” di belakang nomor seri tersebut. Misalnya, CC 201 77R, kode “R” di sini menandakan bahwa lokomotif tersebut merupakan lokomotif hasil rehab dari BB 203.
Pengecualian untuk CC201 berkode “R” pada seri di bawah 70. CC 201 di bawah 70 yang memakai kode “R” (misal: CC 201 01R, 14R, 18R, dan 26R) merupakan lokomotif asli CC 201. Kode “R” tersebut bukan berarti lokomotif itu adalah hasil rehab dari BB 203. Hal itu menandakan bahwa lokomotif tersebut telah dilakukanoverhaul dan telah diperbaiki segala komponennya agar lokomotif tersebut dapat ditingkatkan kecepatannya dan mampu bertahan hingga puluhan tahun kemudian.
Khusus untuk CC 201 80 milik dipo Jatinegara sebelumnya memiliki kode "R", setelah kecelakaan lok itu menjadi tidak berkode "R".
CC 201 dengan kabin modifikasi
Umumnya lokomotif CC 201 di Jawa memiliki bentuk seperti BB 203, namun tidak untuk di Sumatera Selatan (Divre III). Beberapa lokomotif CC 201 di sana memiliki bentuk yang sangat mirip dengan CC 203 di Jawa.
Lokomotif-lokomotif tersebut dimodifikasi karena telah mengalami peristiwa luar biasa hebat sehingga kabin aslinya, ringsek berat; dan alasan lain yang ikut menyertai modifikasi ini adalah: PT KAI Divre III Sumsel tidak mempunyai unit CC203; maka Balai Yasa Lahat mengubah kabin dari aslinya secara bertahap dari 1994-2001. Modifikasi hidung miring yang terilhami dari CC 203, juga bertujuan mengurangi hambatan angin untuk meningkatkan kecepatan. Namun tujuan peningkatan ini terasa percuma karena kecepatan kereta api Babaranjang (batu bara rangkaian panjang) saat ini dibatasi maksimal 80 km/jam.
Modifikasi ini pun dirasakan sedikit menyulitkan masinis. Karena kabin yang sempit dan kaca depan terlalu tinggi, masinis terpaksa mendongak atau mengganjal tempat duduknya ketika sedang menjalankan lokomotif. CC 201 hidung miring di dipo lokomotif Tanjung Karang seluruhnya dipergunakan untuk lokomotif bantuan KA Babaranjang dari Sukamenanti ke Tanjungkarang dan lok posko,dan jarang menarik kereta penumpang. Sedangkan lokomotif CC 201 hidung miring di Dipo Induk Lokomotif Kertapati seluruhnya dioperasikan untuk kereta penumpang dan barang, seperti Sriwijaya, Sindang Marga, Serelo, Rajabasa, KA BBM, KA Batubara Kertapati, KA Klinker, dan KA Batubara Ninja.
Ada enam unit CC 201 yang memiliki eksterior seperti CC 203, yaitu CC 201 86R, 111R, 120R, 129R, 130R, dan 137R. Dua unit CC 201 dengan kabin modifikasi yang sebelumnya milik TNK (CC 201 129R dan 130R) telah dimutasi ke pulau Jawa dan menjadi milik Dipo Induk Sidotopo, Surabaya. Dibandingkan CC 201 hidung miring lainnya, CC201 129R dan 130R yang telah memakai logo dan striping PT KAI terbaru lebih mirip dengan CC 203, bahkan hampir sulit membedakannya kecuali dari bunyi klaksonnya.
CC 201 120R yang berada di Dipo Lokomotif Tanjung Karang, kini mengalami perubahan pada cowcatcher-nya setelah menjalani Pemeriksaan Akhir (PA) di Balai Yasa Lahat.
Alokasi CC 201
Di Indonesia, saat ini ada 131 lokomotif CC 201 yang masih beroperasi dari 144 pada awalnya. 6 unit rusak dan 7 unit dijadikan CC 204. Terdiri dari:
92 lokomotif CC 201 asli
- 28 lokomotif kedatangan tahun 1977
- 10 lokomotif kedatangan tahun 1978
- 34 lokomotif kedatangan tahun 1983
- 20 lokomotif kedatangan tahun 1992
52 lokomotif CC 201 modifikasi BB 203
- 18 lokomotif modifikasi tahun 1989
- 2 lokomotif modifikasi tahun 1993
- 2 lokomotif modifikasi tahun 1999
- 7 lokomotif modifikasi tahun 2004
Sisanya belum diketahui pasti tahun modifikasinya, namun pada plat nomornya tertulis "CC 201 83 xx".
Lokomotif CC 201 hampir terdapat di semua dipo induk, dipo-dipo itu antara lain sebagai berikut.
Data teknis
- Dimensi lokomotif
- Lebar sepur : 1.067 mm
- Panjang body: 14.134 mm
- Jarak antara alat perangkai: 15.214 mm
- Lebar body: 2.642 mm
- Tinggi maksimum: 3.636 mm
- Jarak gandar: 3.304 mm
- Jarak antar pivot: 7.680 mm
- Diameter roda penggerak: 914 mm
- Diameter roda idle: -
- Tinggi alat perangkai: 770 mm
- Berat
- Berat kosong: 78 ton
- Berat siap: 84 ton
- Berat adhesi: 84 ton
- Motor Diesel
- Tipe: GE-7FDL8 (GE FDL Series 8 Cylinders)
- Jenis: 4 langkah, Turbocharger
- Daya Mesin: 1.950 hp
- Daya ke generator/converter: 1.825 hp
- Motor Traksi/Converter
- Jumlah motor traksi: 6
- Tipe motor: GE 761, DC-DC
- Gear ratio: 90:21
- Tipe generator: GT 581
- Kinerja
- Kecepatan maksimum: 120 km/jam
- Gaya tarik maksimum (adhesi): 17.640 kgf
- Kecepatan minimum kontinu: 24 km/jam
- Jari-jari lengkung terkecil: 56,7 m
- Kapasitas
- Bahan bakar: 3.028 liter
- Minyak pelumas: 984 liter
- Air pendingin: 684 liter
- Lain-lain
- Sistem rem: Rem udara tekan, dynamic brake, rem parkir
- Tipe kompresor: Gardner Denver WBO
0 comments:
Post a Comment